PESONA BENTENG VAN DEN BOSCH, MENYIHIR ROMBONGAN PASCA SARJANA ARSITEKTUR UNIVERSITAS GAJAH MADA (UGM) LAKUKAN RANGKAIAN PENELITIAN DI NGAWI

(Sabtu 18/03/2023) Pesona Hasil restorasi Benteng Van Den Bosch atau yang dikenal dengan sebutan Benteng Pendem seolah memang  tak ada habisnya. Benteng yang selesai dibangun pada Tahun 1845 dan pernah digunakan sebagai hunian bagi 250 tentara Belanda dan 60 Kavaleri itu seolah tak pernah kehabisan daya magisnya untuk menyihir semua pihak untuk berkunjung di kawasan yang terletak di Kelurahan Pelem Kecamatan Ngawi itu.

Sabtu siang 18 Maret 2023, dengan suhu tercatat 30 derajat celcius dan cukup panas untuk berlama lama di bawah terik matahari, namun tidak dengan rombongan Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada (UGM) jurusan Arsitektur yang kali ini didampingi langsung oleh Kepala DISPARPORA Wiwien Purwaningsih serta Kepala BAPPEDA Indah Kusumawardhani dan beberapa OPD terkait seperti Bidang Kebudayaan DIKBUD dan PUPR Ngawi untuk melakukan audiensi terkait penelitian yang akan dilakukan oleh tim dari salah satu Universitas Negeri Ternama di Indonesia tersebut.

Audiensi antara Tim Pascasarjana UGM dengan Stakeholder PEMKAB Ngawi

Menurut Sita Adhisakti, pimpinan rombongan dalam audiensinya menyatakan “kami bersama  satu orang dosen dan empat mahasiswa memiliki maksud dan tujuan untuk melakukan studi penelitian tentang  pemanfaatan Benteng Van Den Bosch dan Kota Pusaka Ngawi untuk mata kuliah konservasi arsitektur, kota dan saujana”.

Kami juga ingin mengadakan riset tentang kota, baik tradisi, budaya lokal, peta tematik dan juga Calendar Events Ngawi 2023, untuk topik mahasiswa ada dua yaitu Benteng Van Den Bosch dan Cultural Mapping Ngawi, imbuhnya.

Dengan adanya kunjungan tersebut diharapkan Pemerintah Kabupaten Ngawi bisa menambah kasanah riset ataupun kajian terkait Benteng Van Den Bosch dan Kabupaten Ngawi sebagai acuan kota pusaka, sehingga bisa dijadikan referensi untuk pengembangan dan pemanfaatan Benteng ke depan dan juga sejarah tentang kabupaten terutama dari sisi budaya.

Dalam pertemuan tersebut dijelaskan tentang metode penelitian lapangan yang dilaksanakan selama dua hari ( 18-19 maret 2023) tersebut adalah Sistem History Urban Landscape , atau Pemanfaatan pusaka perkotaan yang merupakan topik di bidang pelestarian, perencanaan, arsitektur maupun kebijakan kota dan seringkali dianggap identik dengan kegiatan pariwisata sebagai satu-satunya cara mendatangkan manfaat bagi kota dan warga. Padahal pusaka kota juga dapat menjadi inspirasi kreativitias, inovasi dan pembaruan kota yang bersangkutan.

Kegiatan tersebut diakhiri dengan peninjauan sekeliling Benteng Pendem, foto bersama rombongan dan juga persiapan kunjungan keesokan harinya di beberapa titik di Ngawi yaitu makam kerkhof, Kepatihan, Jembatan Dungus, Ngawi Purba, Trinil, rumah kediaman  Dr, Radjiman Wedyodiningrat dan diakhiri di Jamus. (jmbnd23)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *